Kritik Kepala Dingin
Kalo udah dikritik biasanya secara animasi wajah kita digambarkan seperti gerbong yang mengeluarkan asap kemarahan wajah dengan memerah seperti kepiting rebus dan wajah yang kusut karena belum disetrika, rasanya pun bercampur kayak permen nano-nano, manis, asam, asin, marah, kecewa, kaget dan shock bercampur jadi satu dan rasa yang paling terasa adalah rasa geli akibat diklitik-klitik di depan orang banyak (hehe dikritik ma orang cadel)
Memang nggak enak ya, kalo kita dikritik orang. Rasanya dunia begitu kejam bagi seorang yang sedang dikritik dan dipojokkan. Bahkan kita seperti menjadi orang paling terhina di dunia ini. Itu sebabnya, nggak jarang kita menjadi benci setengah mati kepada orang yang telah berani mengusik kita. Dendam pun mengumpal dalam dada kita dan siap dimuntahkan.
Menentang sebuah pendapat, tidak berarti berperilaku tidak baik dan menggunakan beberapa istilah dan kata-kata yang terlalu tinggi. Orang yang menyanggah sebuah pendapat dituntut untuk bersikap baik, namun demikian seeorang tidak diperbolehkan hanya terpaku pada bagaimana berargumen dan menentang sebuah pendapat tanpa memperhatikan sisi positifnya denga alasan bahwa sistemnya tidak sesuai.
Pada dasarnya pada sebuah kontraversi terdapat banyak kebaikan, diantaranya adalah semangat untuk diskusi, membangkitkan ide, menjelaskan berbagai sisi positif dan negatif setiap pendapat, dimana hal tersebut membantu seseorang untuk tidak larut secara emosional dengan pendapat tertentu
Bagi kamu yang masih segan kepada sang pengkritik, biasanya cukup dinikmati dalam hati, tapi dengan segudang rasa kesal yang berkecamuk. Dan, bagi kamu yang kurang bisa memendam perasaan, biasanya langsung menumpahkan kekesalan itu dalam bentuk sumpah serapah dan makian
Barangkali dintara hal-hal yang tidak disukai oleh banyak orang dan diyakini membawa kejelekan serta akibat yang membahayakan, diantararnya adalah mengkritik, mendebat dan memperselisihkan sebuah pendapat, padahal keyakinan seperti itu tidak benar, bahkan bisa membahayakan yang menganutnya, sebab jika seseorang memikirkan kembali hal ini dalam waktu yang cukup lama maka dia akan bisa menyaksikan kebalikan dari apa yang selama ini ia yakini,
Kalo kamu lagi melakukan aktifitas pekerjaan di kantor, tiba-tiba atasan datang dan menegurmu, rasanya dongkol banget kan? Terus gak terima akhirnya kamu gondok dan naik darah. Pengen rasanya ngamuk itu. Reaksi spontan mempertahankan diri adalah ciri khas orang yang sedang diserang. Meski kamu melakukan kesalahan, tapi rasanya nggak rela kalo dikritik begitu.
Sobat muda, kalo ngikutin hawa nafsu kita, memang dikritik itu menyakitkan dan bikin bete. Bisa saja kita berargumen "Rasanya kok orang mau-maunya turut campur urusan orang lain. Padahal, urus saja diri sendiri" Tapi inget lho, bahwa kritik itu justru bisa mendewasakan kita. Bukan apa-apa, kita kan hidup berdampingan dengan orang lain. Itu artinya, kita kudu rela untuk dilihat dan dinilai oleh orang lain. Penilaian itu bisa baik, bisa juga jelek. Bergantung bagaimana kita bersikap dalam lingkungan tempat kita tinggal. Itu sebabnya, menjadi wajar kalo ada yang kritik, karena biasanya akan mengevaluasi kita. Orang yang kebal kritik, nampaknya sulit untuk peduli dan menghargai orang lain.
Artinya hidup ini dipenuhi dengan medium ‘kritik’. Ketika kita melakukan kampanye kebaikan, alias menyuruh kepada kebaikan, ada saja orang yang sulit untuk diajak. Padahal, itu adalah salah satu bentuk kepedulian kita dan mungkin rasanya makin sulit kita lakukan. Selain, harus mengalahkan rasa takut dalam diri kita karena khawatir yang akan dinasihati itu marah, juga kita kudu siap dengan segala kemungkinan yang bakal terjadi, misalnya menghadapi ancaman mereka.
Jadi, pandanglah kritik itu sebagai bentuk kepedulian saudara kita kepada kita. Meski terasa pahit, tapi nikmati sebagai sebuah anugerah terindah yang kita miliki. Karena ternyata masih ada orang yang mau peduli dengan kita. Andaikan saja tidak ada orang yang mengomentari kita, maka kita tidak akan pernah bisa mengevaluasi diri. Jadi orang yang mengkritik adalah ‘polisi’ bagi kita. Banyak hal yang kelihataannya seperti tidak membawa kebaikan bagi kehidupan umat manusia, tapi beberapa waktu kemudian, kenyataan menunjukan hal yang sebaliknya, oleh sebab itu maka orang bijaksana adalah orang yang bisa mengambil hikmah dari setiap hal dan bisa mengambil pelajaran dari berbagai kejadian ataupun fenomena yang di alaminya.
Mengkritik memang lebih mudah daripada dikritik, salah satu indikasinya kita sudah dianugerahi oleh Tuhan dengan dua telinga satu mulut, artinya harus lebih banyak mendengar daripada berbicara, kalau anda memang suka mengkritik itu adalah hal yang sangat positif, dengan catatan kamu mau mendengar dan mempertimbangkan pandapat orang lain, jadikan kritik itu sebagai muara saling menasehati dengan konsep saling peduli dan menasehati, karena jangan sampai hanya "kritik singkong", apalagi "kritik kentang" yang hanya menyisakan ampas dan kulit tanpa menyisakan pesan yang harus diambil untuk membangun kualitas pribadi yang "dingin kuping" demi "menghangatkan" persaudaraan yang memberikan kesejahteraan bagi kehidupan bermasyarakat
Sebuah pepatah yang cukup terkenal yaitu :
"terkadang sesuatu yang membahayakan itu memiliki sisi postif"
Komentar
Posting Komentar