Meneladani Mereka Yang Sukses ; Why not??

Mengakui kekurangan diri sendiri akan membuat kita mau melakukan upaya untuk selalu memperbaiki diri. Kekurangan memang sesuatu yang manusiawi, namun membiarkan begitu saja kekurangan kita, itu berarti kita bersiap diterkam bahaya rendah diri, malu-maluin. Kita tentu tidak akan membiarkan diri kita tenggelam menikmati segala kekurangan kita, bahkan kita akan berupaya (bahasa kerennya “cancut taliwondo” ) untuk segera menembel, menghapus dan menutup kekurangan itu. Banyak cara yang bisa anda lakukan, dari mendatangi seminar, ceramah, symposium, de el el untuk memperoleh tambahan ilmu yang berkaitan dengan masalah yang kita hadapi. Itu jika kita punya kantong tebal. Tentu anda tidak akan mengalami kesulitan untuk menghadiri acara- acara tersebut. Lantas bagaimana jika isi kantong kita pas-pasan, tentunya masih ada banyak cara lain yang dapat kita lakukan. Membaca buku pinjaman, dari teman atau perpustakaan akan sangat berarti bagi anda. Di muka bumi, jumlah orang-orang yang sukses sangat sedikit, alias berbanding terbalik dengan populasi mereka yang gagal (belum sukses). Jika anda sangat berminat, pintu masih terbuka lebar bagi anda. Jangan lupa, anda harus membuka pintu itu sediri, karena tak ada orang yang bisa membantu. Kalau dilakukan suatu penggolongan, dimanakah posisi anda sekarang ini ? 1. Manusia yang tahu bahwa dirinya punya banyak kekurangan, dan tahu pula bagaimana ia mesti mengatasinya. 2. Manusia yang tahu bahwa dirinya punya banyak kekurangan, tapi tidak tahu bagaimana ia mesti mengatasinya, 3. Manusia yang tidak tahu kalau dirinya punya banyak kekurangan, tapi tahu bagaimana cara mengatasi kekurangannya, 4. Manusia yang tidak tahu kalau dirinya punya banyak kekurangan, dan tidak tahu bagaimana cara mengatasi kekurangannya. Termasuk manusia yang nomer berapapun, tidak masalah, karena sesungguhnya tidak pernah ada pengklasifikasian seperti ini, yang terpenting anda punya tekad kuat untuk melakukan perubahan. Sekali-kali jangan pernah menganggap bahwa ada keburukan, kesulitan, kesedihan dihadapan anda. Kita harus dewasa dalam menghadapi masalah kita. Dengan kedewasaan itu kita lebih tenang dalam mencerna masalah dan membuat kita mampu ber Pernahkah anda membaca kisah orang-orang yang telah mencapai kesuksesan? Roger Dawson misalnya, Sang Penceramah besar yang memiliki banyak pengalaman untuk memotivasi banyak orang. Kehidupannya diisi dengan melanglang buana, memberi ceramah dari satu kota ke kota lain, dari satu negara ke negara lain. Tidak hanya itu, berbagai buku yang ia tulis juga laku keras, menandai begitu antusiasnya masyarakat terhadap apa yang ditulisnya. Saya sarankan anda juga untuk membaca tulisan-tulisannya. Hidup baginya adalah petualangan yang sangat mengasyikkan. Jika anda mau belajar dari pribadi-pribadi sukses, anda akan mendapat banyak hal yang mungkin belum pernah anda dapatkan sebelumnya. Memahami bagaimana mereka bertindak, berfikir, mengambil keputusan atau memotifasi diri sehingga mereka tak tampak pernah mengalami kelelahan. Apakah mereka seperti SUPERMAN yang dalam cerita memiliki begitu banyak energi? Tidak juga. Mereka sama seperti kita. Mereka juga kadang dihinggapi lelah, sakit, takut, dan sedih, sebagaimana manusia pada umumnya. Lalu apa yang membedakan mereka yang ”unggul” itu? Cobalah untuk mengetahui bagaimana cara mereka memandang masalah mereka. Itulah yang membedakan mereka. Dengan cara pandang yang berbeda, mereka berhasil mengatasi masalah yang menurut sebagian orang begitu pelik, rumit, dan sulit menjadi sederhana, dan mudah. Memang yang namanya masalah tentu dihadapi semua manusia, tinggal bagaimana mereka memandang dan mengatasi masalah,itulah yang terpenting. Tidak membedakan apakah seorang pejabat, atau masyarakat biasa, semua sama membutuhkan yang namanya jalan keluar dari masalahnya tersebut. Anda mengira mereka terlahir dengan fasilitas serba ada, warisan harta melimpah, keadaan sangat nyaman, karena semua itu mendukung keberhasilan. Anda tentu salah. Mereka mungkin dilahirkan di tengah perang yang berkecamuk, hidup sebagai yatim, harus memulai sesuatu dari nol, serta berbagai keadaan yang memprihatinkan. Justru keadaan inilah yang memacu mereka untuk berhasil. Mereka memandang apa yang ada di hadapan mereka dengan pandangan penuh optimisme, dan jika menghadapi ketakutan, kesedihan, kesulitan, mereka menganggapnya sebagai sebuah kewajaran, biasa dialami semua orang. Tidak seperti mereka yang pesimis dalam menghadapi masalah. Para pesimis biasanya berusaha menjadikan masalah mereka menjadi serba heboh. Serba sulit, serba berbahaya, serba menakutkan, dan banyak lainnya. Mereka justru mengepung diri sendiri dengan menakut-nakuti seakan akan tak mungkin diatasi. Atau sangat kecil kemungkinan mereka untuk bisa menyelesaikan. Bukankah ini membawa pada kerugian bagi diri sendiri. Apakah anda bisa menangkap apa yang saya sampaikan? Baiklah saya lanjut saja. Pernahkah anda mengalami sesuatu yang terjadi, dan itu pernah ada dalam bayangan anda? Mungkin anda pernah berpikir sangat menyenangkan jika anda lulus dengan predikat terbaik, kemudian anda benar-benar mendapatkan apa yang anda inginkan, lulus dengan predikat terbaik. Sebetulnya masih banyak hal lain yang pernah anda dapatkan. Jika anda berfikir sesuatu yang anda hadapi adalah sesuatu yang menakutkan, sulit, sesuatu yang akan membuat anda gagal, maka bersiaplah anda untuk menghadapi ketakutan, kesulitan, dan kegagalan. Namun akan lain halnya jika anda menganggap ketakutan itu hal yang dialami juga oleh kebanyakan orang, anda bisa lebih mudah mengatasinya. Kesulitan itu juga hal biasa yang banyak orang bisa mengatasinya, atau kegagalan itu juga hal biasa dalam kehidupan, jika anda berusaha lebih keras lagi anda tentu akan berhasil. Menanamkan pikiran positif akan meringankan kekecewaan yang berlebihan. Yakinlah akan kemampuan dan keberhasilan anda. Semakin besar keyakinan kita untuk berhasil, semakin besar pula kemungkinan keberhasilan itu akan maujud. Sedangkan bagi orang pesimis, ketika keyakinan mereka bertambah, justru semakin yakin jika dirinya akan mendapatkan kegagalan. Ibarat kata, meski sudah tinggal memanen dan hasil yang akan didapat sudah ada di depan mata, mereka justru ragu akan hasil panennya, alias yakin dirinya akan gagal panen. Begitulah kalau orang-orang sudah dihinggapi sakit, namun seringkali mereka justru tidak menyadari bahwa dirinya sakit. Kalau ia menyadari tentu akan segera bergegas mencari pengobatan Maka dari itu, ambillah hikmah yang mendalam atas anugerah yang sudah diberikan Tuhan kepada anda berupa potensi, baik fisik maupun rohani untuk dapat menikmati kehidupan ini dengan penuh kegembiraan, kebahagiaan dan rasa senang. Dengan begitu kita lebih mudah untuk mensyukuri semua nikmat itu.

Komentar

Postingan Populer