Yang berserak, dibuang sayang.......Pantunku
Biar jalang kami dibilang
Tak pernah ada buruk niatan
Biar susah hidup menerjang
Amal utama berbuat kebajikan
1
Kala kasih tak pernah hadir
Kembali malam penuh sepi
Biar hidup masihlah fakir
Janganlah pernah menjual diri
2
Berkicau burung bernyanyi merdu
Sukalah bertengger diatas dedaunan
Pada siapakah mesti mengadu
Atas tindak ketidak adilan
3
Menara tinggi menara effiel
Membuat kagum pemirsanya
Meskilah sering kita gagal
Jangan pernah berputus asa
4
Cantiknya wajah tuan putri
Bermahkota intan berlian
Siapa sangka dia baik hati
Meski hidup serba kekurangan
5
Kawan rupawan kawan setia
Bukanlah kawan penuh dusta
Jikalau benar tuan bijaksana
Hukum berjalan tak pandang kasta
6
Jauh dirantau saudara tinggal
Rasa rindu seringlah dipendam
Jadikan hidup penuh amal
Diakhirat kelak surga mangenyam
7
Mekarnya bunga, indah ditaman
Memancar warna indah menawan
Jika hendak tuan berjalan
Berdo’a dulu janganlah dilupakan
8
Berbaju batik si tuan lurah
Menjemput tamu saudara sedarah
Teruslah maju nanda melangkah
ukir prestasi tanpa kenal lelah
9
ambillah ambil kelapa muda
sungguh segar rasa airnya
jikalau anda burukkan kata
takkan ada orang taruh percaya
10
dengarlah puisi ungkapan hati
penuh makna padat berisi
dapatlah tuan datang memberi
petuah hidup penuh arti
11
ambillah ambil kelapa muda
sungguh segar rasa airnya
jikalau anda burukkan kata
takkan ada orang taruh percaya
12
buah semangka merah warnanya
segar rasanya lenyapkan dahaga
jika tuan benar berkata
banyak teman lagi dipercaya
13
mangga masak berkulit kuning
dibelah-belah menjadi lima
kalau benar tuan mau meminang
datanglah saja pada orang tua
14
hujan gerimis hujan pertama
membawa berkah pada petani
jikalau hati rasa merana
obatnya harus banyak mengaji
15
menangis si anak mencari emak
emak datang membawa mainan
walau banyak mereka menolak
tetaplah sabar pada ujian
16
bulan purnama setengah bulan
sungguh indah waktu dipandang
andai tuan tak berkeberatan
anak gadis tuan hendak kupinang
17
kenapa tuan bermuram durja
adakah sedih sedang menimpa
tak baik membujang berlama-lama
segera menikah hidup terjaga
18
sampaikan salam salam perkenalan
dari kang wira untuk pembaca
hidup membujang banyak godaan
kenapa tuan tak menikah segera
19
aku kan datang jika kau undang
diundang datang memberi keaksian
jika usia sudahlah matang
apa yang ditunggu tuk sampai pelaminan
20
dengarlah wahai orangtua bijak
anakmu meratap meminta jodoh
jangan persulit pernikahan si anak
meminta mahar rumah mewah
21
sukalah suka buah pepaya
pepaya masak punya tetangga
jadi orang suka berdusta
takkan bahagia hidup di dunia
22
janganlah pandang putri keraton
putri tertunduk karena malu
bolehlah aku datang memohon
kujadikan engkau sbagai pendampingku
23
jika hari sudahlah malam
janganlah larut terus begadang
kenapa adik berwajah muram
adakah salah saat kudatang
24
Pantun cinta
Gendang ditabuh bertalu-talu
Mendendang lagu mengurai cinta
Sungguhlah adik sangat kurindu
Karna jauh lama tak jumpa
25
Pisang masak kuning warnanya
Buahnya manis bila dirasa
Ingin hati memadu cinta
Cinta takberbalas apalah daya
26
Sungguh malang nasib perjaka
Cinta ditolak calon mertua
Andai cinta Dinda terima
Kanda persembahkan sekuntum bunga
27
Sungguh hebat siduda tua
Menggamit gadis seumur anaknya
Bila hati dilanda cinta
Betapa berat jauh darinya
28
merangkai kata cerita cinta
bernada sedih diakhir cerita
bukan maksud aku menghina
berpisah kita karna orangtua
29
dengarlah suara suara alam
bernyanyi burung suara riang
andai rasa rindu kaupendam
tak beda jua aku diseberang
30
Dalam kandungan sembilan bulan
Lahir kedunia masihlah fitrah
Sianak datang berikan ungkapan
Ungkapan hati tandanya kasih
31
Ingin hati menulis pantun
Seribu bait pantun bercampur
Sungguh sulit berbuat santun
Tata susila semakin hancur
32
Seribu pantun tidaklah cukup
Tuk melukis gambaran hati
Pandailah bersyukur diberi hidup
Sisihkan harta untuk penyuci
33
Biarkan bunga tumbuh dikebun
Kebun penuh bunga nan mekar
Istri tuan sangatlah anggun
Lebih ramah pandai berkelakar
34
Wajib bersyukur pada Pencipta
Insan dibumi tanpa dibeda
Rukun kan jadi perantara
Atasi masalah hidup bertetangga
35
Siapa sangka engkau jutawan
Tiap hari hidup menggelandang
Oleh siapa raih harapan
Muda belajar tua kan hidup tenang
36
Ingin hati memeluk rembulan
Yang terpeluk pohon pisang
Untuk putri nan rupawan
Nantikan aku pastilah datang
37
Indah benar bulu cendrawasih
Aneka warna menghias tubuh
Relakan hati demi kekasih
Karna dia tempat berlabuh
38
Obati rindu dengan bertemu
Obati hati dengan mengaji
Yakinlah Tuhan mengasihimu
Eloknya hidup itulah kunci
39
setiap petang menggiring kerbau
kerbau berlari diatas pematang
yang dia rindu hanyalah engkau
gadis manis berambut panjang
40
PANTUN JENAKA
lihatlah kerbau menari-nari
kerbau menari menggendong kelinci
gigi tuan tampak berseri
karena keluar beberapa inci
41
lihatlah monyet bermain ayunan
berayun ayun diatas pepohonan
lihat wajah tuan berantakan
istri berlari karna ketakutan
42
sungguh malang nasib pangeran
ditinggal puteri sendirian
wajah kamu memang tampan
jika dibanding monyet hutan
43
topeng monyet sedang menari
membawa payung menggendong bakul
banyak orang menaruh simpati
jika engkau pintar mengibul
44
PANTUN NASEHAT
banyak penganggur mencari kerja
kerja dicari tak dapat juga
andai engkau layak dipercaya
tunjukkan saja apa buktinya
45
jika engkau mencari jodoh
hendaklah tanya pada karibnya
sungguh pantas engkau bersimpuh
atas segala jasa orangtua
46
telah lama aku mengembara
mengembara dinegeri sebrang
sungguh rindu tiada terkira
pada dirimu juwita sayang
47
eloknya bulan kala purnama
malam terang mandi cahaya
inginlah hati menjadi kaya
karna miskin dihina dina
48
jangan bersumpah bersumpah palsu
tiada suka orang sebumi
kalaulah sedang diliput rindu
gundah gulana meliput hati
49
Andai benar engkau berkata
Zakat kan jadi penyuci jiwa
Karena sudah hidup berumah tangga
Anak istri tunaikan haknya
50
Sungguh malang nasib perawan
Slalu dipingit hingga meninggal
Walau bukan orang rupawan
Tak ada larangan beristri sintal
51
Kalau tuan menanak nasi
Jagalah api tetap menyala
Jangan pernah sakiti hati
Tiada mudah tuk mengobatinya
52
sungguh senang hati pemuda
bertemu muka wanita pujaannya
sungguh sakit tiada terkira
jika sang kekasih tiada setia
53
pernahkah tuan datang ke candi
candi borobudur tempat yang suci
jikalau tuan benar menanti
siapkan pesta untuk sang putri
54
hebatlah hebat kupunya teman
berani menyeberang sungai nan lebar
jangan terlalu memuja sang pujaan
kalaulah sombong menjadi akar
55
dendangkan lagu lagu melayu
sungguh indah mendayu-dayu
manfaatkan semua waktumu
meraih manfaat janganlah ragu
56
sungguh pintar setan menggoda
dengan keindahan kamulfasenya
kalaulah hati mudah tergoda
kenapa tak hendak buat bentengnya
57
mencari cari daun kemangi
buat lalapan sungguh enaknya
jika hendak tuan memuji
lihatlah mereka yang bertakwa
58
kecil kecil sicabe rawit
cabe rawi dipotong dua
anak putri janganlah genit
kalau genit merusak jiwa
59
besar besar buah semangka
buah semangka segar berasa
kalau tuan hendak bertapa
bertapalah dengan berpuasa
60
musim jambu musim rambutan
rambutan jatuh diambil anak
kalau engkau hendak kejamban
kejambanlah membaca do’a
61
memanen buah buah kedondong
buah kedondong bijinya besar
jangan engkau berlagak sombong
kalau sombong ditinggal pacar
62
Cinderella bergaun putih
Putih warnanya indah dipandang
Jika punya hati yang bersih
Bersihlah semua tiada yang kurang
63
rajinlah engkau rajin belajar
rajin belajar pastilah pintar
hadapi masalah tiada gentar
tiada gentar sukses diantar
64
rajinlah engkau rajin bekerja
rajin bekerja tak kenal lelah
hiduplah engkau dengan perwira
dengan perwira segalanya mudah
65
rajinlah engkau rajin mengaji
rajin mengaji kitab suci
sungguh Tuhan memudahkan rizki
rizki nan berkah menjaga hati
66
buah belimbing buah salak
buah salak kulit bersisik
janganlah sampai dukun bertindak
meski cinta harus tertolak
67
buah nangka berduri-duri
berduri kulit berasa legit
memang dikau menarik hati
menarik hati berlesung pipit
68
tiada kabar tiada berita
puluhan tahun tiada jumpa
wahai gadis berparas jelita
bolehkah tahu siapa nama
69
kalau tuan hendak ke Bali
mampirlah dulu ke Banyuwangi
ada remaja sungguh berani
orang tua tak lagi dihormati
70
banyak orang merantau ke Jakarta
penuh keinginan hidup bahagia
kalau banyak berburuk sangka
hidup susah tak bisa ketawa
71
dengarlah dengar wahai pecinta
wahai pecinta yang sakit jiwa
sungguh edan tingkah manusia
nikah sejenis mereka minta
72
betapa duka ibu pertiwi
bertubi tubi dilanda prahara
sungguh hidup sangat berarti
jangan berbuat yang Tuhan murka
73
bermain layang di tanah lapang
jangan lupakan mengatur waktu
wajar kalau adik disayang
karna pintar membantu ibu
74
asyiknya-asyik berjalan-jalan
berjalan jalan didalam taman
maafkan aku wahai tuan-tuan
kurang sopan kurang pergaulan
75
pantun untuk anak-anak
sungguh senang senangnya hati
dapatkan kabar paman kurcaci
kalau kawan hendak mengaji
siapkan buku siapkan hati
76
melihat langit bertabur bintang
senanglah hati bukan kepalang
sungguh senang bukan kepalang
karna hadiah ke kebun binatang
77
sukalah suka membuka buku
membuka buku cerita wayang
jika engkau rajin membantu
banyak orang akan senang
78
berjalan-jalan diatas batu
batu ditata tampaklah rapi
ayo belajar sempatkan waktu
jangan kawan tua merugi
79
adik kecil tidur diayunan
diayunan tidurpun nyaman
ambillah duri ditengah jalan
baiklah itu sebuah kebajikan
80
sungguh senang melihat kawan
dapat hadiah sepeda idaman
melihat adik latihan berjalan
kakak tergelak menertawakan
81
sungguh senang hatiku senang
naik gethek ditempat penyeberangan
adik nangis minta digendong
melihat kucing sedang bermusuhan
82
tunggulah tunggu siapa yang datang
yang datang itu bibi pedagang
hati-hati kalau hendak menyeberang
lihat kanan kiri depan belakang
83
alangkah senang hati adikku
dibelikan ibu baju baru
teruslah rajin membaca buku
engkau kan dapat banyaknya ilmu
84
ilmu dicari hingga merantau
merantau jauh kenegeri seberang
sungguh kawan sangat terpukau
melihat kakek bermain jurus pedang
85
jurus pedang elok dipandang
dipandang kawan ambil hikmahnya
jangan tiru kawan pecundang
omong kosong tiada hasilnya
86
bermain umpet hingga larut malam
tiada kawan datang mencari
kalaulah kawan sering berdiam
adakah duka sedang menyelimuti
87
simalin kundang anak durhaka
dikutuk bunda jadilah batu
santun hormat pada orang tua
semua langkahmu kan dapat restu
88
beli tomat di pasar tumenggungan
mampir ke warung sop mbak ari
wahai kenapa anak pak burhan
dikasih tahu malah menggurui
89
menggurui purba si anak tunggal
ibundanya tetaplah sayang
jangan menangis karena ditinggal
menangislah karna hidupmu gersang
90
gersang setahun tiada hujan
hujanpun turun sukalah orang
hidup sahaja jadi ucapan
sungguh sulit hendak mengekang
91
mengekang bapak pada si anak
anakpun minder penuh rasa malu
hidup selamat jadi kehendak
namun sulit hendak dijangkau
92
dijangkau jarak sehari berkapal
karena hendak berjumpa anak
bila hendak kita mengenal
dekati saja kawan nan kompak
93
buruk rupa buruk akhlaknya
tiadalah mesti itu terjadi
cari kawan bagus akhlaknya
sebab kawan kan cermin diri
94
berlabuh kapal dipelabuhan dumai
turunkan penumpang dari semarang
kalau kawan jeleklah pekerti
engkau kan tahu akibat yang datang
95
sekarang hendak kemana datang
datangi saja pantai petanahan
kalau kawan hendak menumpang
silahkan saja naik boncengan
96
boncengan sepeda sepeda tua
sepeda dipakai membawa gula
biarkan kawan suka mencela
suka mencela tahu akibatnya
97
setiap hari datang pemulung
pemulung membawa kantong kumal
jadilah kawan pemikir ulung
atasi masalah tiada membual
98
membual sifat yang memalukan
tak dipercaya siapa yang punya
ayo kawan menata harapan
masa depan sungguhlah ada
99
datang tamu dari Jakarta
naik kereta senja utama
mulai niat langkah pertama
teguh berbuat akan bermakna
100
jika berwisata ke Kintamani
ingatlah kabut kan menyelimuti
andai malu tak menghiasi
manusia tiada berharga diri
101
indah juga pura besakih
dipuncak gunung ditutup kabut
punya teman orangnya fakih
sungguhlah untung pasti didapat
102
kemana lagi hendak kau pergi
ke pantai sanur tiada mengapa
seribu teman engkau miliki
satu musuh janganlah suka
103
berkunjung juga ke nusa dua
kenalan gadis dari Sumatra
sungguh senang bertemu anda
banyak ilmu kudapat jua
104
jikalau hendak pergi ke pantai
pergi saja ke pantai kuta
teman datang teman nan pandai
banyaklah ilmu bisa kita timba
105
pantun jawa terjemah bebas
njajal ngombe nganggoa gelas coba minum pakai gelas
gelas pecah sewalang-walang gelas pecah berkeping-keping
ndue anak kudua melas punya anak haruslah dikasihi
dimen mulya kudu diwulang agar hidupnya mulia hendaknya dididik
106
tuku kertas nang loakan beli kertas dipasar loak
mesti murah ulih pirang-pirang harga murah dapat banyak
dasar paijo seneng gleweyan dasar Paijo suka iseng
kancane njagong dipasangi gedhang temannya duduk dipasangi pisang
107
tuku dawet nang dorowati beli dawet dipasar dorowati
dorowati kue pasare cilik dorowati pasar kecil
dadi bocah aja kemlithi jadi anak jangan besar kepala
timbang kemlithi mending sing apik daripada besar kepala lebih baik jadi anak baik
108
esuk-esuk sarapan jagung pagi-pagi sarapan jagung
sarapan jagung telung iji sarapan jagung tiga biji
nek kepengin urip ra bingung kalau hidup tak ingin bingung
mbok yo sregep nggonmu ngaji harusnya rajin Kmu mengaji
109
tambah wengi tambah petenge tambah malam bertambah gelap
tambah petenge ra ana wulan bertambah gelap tiada bulan
nek pancen bener uripe kalau memang benar hidupnya
aja wedi nek kurang pangan jangan takut kan kurang makan
110
jika hedak ke pantai logending
mengenang kisah dimasa muda
kalau istri tiadalah sebanding
seringlah kita pandangan berbeda
111
Putri malu namanya intan
Sungguh harga sangatlah mahal
Kala muda banyak cari pengalaman
Jikalau tua tentu kan banyak bekal
112
Putri malu namanya bunga
Bila disentuh menutuplah daunnya
Siapa bersungguh kan punya karya
Biarpun kecil tiada mengapa
113
Punya karya pangeran desa
Karya diukir dalam istana
Jangan mudah patahkan asa
Patah asa tiadalah berguna
114
melanglang buana pangeran desa
cari pusaka sapta pesona
mudahlah mudah mencari harta
menjaga haknya itulah sulitnya
115
jika datang pangeran desa
sambutlah dia penuh cinta
jikalau pemuda pindah ke kota
siapa kan bangun desa tercinta
116
pangeran desa ingin berbakti
demi maju seluruh negeri
wahai kaya sukalah berbagi
sungguhlah engkau takkan merugi
117
pangeran desa hidup sahaja
tiada tinggal dalam istana
wahai miskin teruslah berusaha
jangan hanya berharap derma
118
sungguhlah ingin pangeran berjumpa
berjumpa para tetua sastra
hidup sekali sungguh tiada lama
jangan habiskan tuk pesta pora
119
andailah bertemu Tetua sastra
pangeran menyecap ilmu berguna
kalaulah hidup membabi buta
celaka mengejar kan menjemputnya
120
dipasar kain dijual kebaya
kebaya dibeli banyak orang tua
pengelana muda mencari makna
makna hidup raih mulia
121
pangeran mendaki puncaknya gunung
gunung merapi tiada takut
kalau pikir diliput bingung
janganlah mudah kasih pendapat
122
pangeran datang rakyat mengundang
dimohon restu membangun jalan
tiadalah tiada hati kan tenang
bila tak rajin diberi siraman
123
sukalah suka anak perawan
berdandan elok dipuji teman
andailah andai engkau bujangan
mudah terbujuk rayuan jangan
124
hendaklah engkau mencari tali
tali pengikat pengikat kerbau
jika gadis telah kau temui
empat perkara puaskan dikau
125
menyeberang kali gunakan rakit
rakitnya bambu berjajar jajar
jikalau hati sedanglah sakit
mengapa tiada berobat akar
126
akar dicari dihutan-hutan
tiadalah jua akar didapatkan
obatnya hati kan didapatkan
bila tlah tahu segala kekurangan
127
tiada sempurna rangkaian kata
karena sempit ilmu ditimba
tiada abadi hidup di dunia
mampir minum ibarat kata
128
kata terucap terangkan hati
terucap dari bibir Kyai
sungguhlah dikau menempa diri
hidupmu kelak lebih berarti
129
kota dibangun bergotong royong
jadilah indah dalam pandangan
sudikah putri hendak kuboyong
ke peraduan indah istana bukan
130
sakitnya sakit bukan kepalang
sakitnya hati menaruh dendam
butuhlah waktu masanya panjang
ingin terwujud cita diidam
131
tibalah waktu pangeran desa
hendak berkata kata dicerna
andailah kawan indah berkata
banyaklah orang akan memuja
132
jauhlah sudah kata mengalir
tiada hirau kapan berakhir
sucikan hati baguskan dhohir
sucikan akal baguskan pikir
133
segera bangun mengambil wudlu
membasuh wajah tiada menunggu
andaikan malam masih bertemu
dikala pagi tiadalah tahu
134
bangunlah bangun dari tidurmu
hidup lalai tiadakan berarti
rencanakan langkah hidupmu
kan kau raih banyak prestasi
135
duduklah aku menghadap wajahmu
malulah engkau saat kutatap
bukankah waktu terus mengejarmu
saatnya nanti engkaupun ditangkap
136
mengenang sungguh aku mengenang
saat lahir anak pertamaku
waktu tidur air menggenang
atap tiada hujan tlah bertamu
137
biar hanya gubug sederhana
tiada beda megah istana
kalau bersua cinta dua manusia
tak membeda asal usulnya
138
tiada tawa tiada canda
hidup gersang tiada warna
hapuslah hapus derai air mata
kokohkan niat menerjang duka
139
duka menerpa seorang dara
dara menangis dipangkuan bunda
janganlah buka rahasia saudara
jika terbuka malulah dia
140
bersorak-sorai penonton bola
penonton bola memegang bendera
kuatkan hati kokohkan jiwa
hadapi musuh angkara murka
141
didepan cermin lihatlah wajah
wajah bukanlah wajah aslinya
kalaulah bagus kaki melangkah
kan sampai tujuan akhirnya pula
142
sungguh kini banyaklah kisah
kisahnya anak tiada menurut
pada siapa hendak menyalah
jikalau anak banyak menuntut
143
mencari ikan sianak nelayan
ikan tiada dapatlah kerang
tiada hendak aku sampaikan
jikalau engkau tidaklah lapang
144
para raja sedanglah mencari
pusaka dicari belumlah didapat
kalaulah hendak mencari isteri
lihatlah dimana dia menempat
145
tuanku raja duduklah disinggasana
singgasana dihias emas permata
janganlah mudah hati terlena
jika terlena setan kan bahagia
146
sungguhlah tuan raja mulia
memberi harta tiada sulitnya
sungguh ilmu tiada duanya
emas permata bukanlah bandingannya
147
semakin terjal pangeran mendaki
kawan tiada selain gagah berani
sungguh indah taman dihati
kalaulah dipupuk ilmu hakiki
148
sampai ke puncak pangeran mendaki
sujudlah syukur pada Ilahi
tetramlah penduduk dimuka bumi
jikalau damai diwujudkan janji
149
hinggaplah cinta pada pelayar
pelayar mengarung laut kehidupan
kalau beda tak dapat ditawar
sungguhlah pecah kapal kebersamaan
150
pangeran duduk diatas batu
batu indah ukiran alam
betapa lemah daya upayaku
tiada sebanding Penguasa Alam
151
seribu gunung hendak kan didaki
hikmah nan indah itulah yang dicari
sudilah maaf tuanku memberi
agarlah lapang isi dihati
152
kalau makan diwarung padang
janganlah lupa mencoba rendang
kalau hati sedanglah lapang
kerja tak lelah petangpun datang
153
sungguh lucu wajah pedagang
pedagang lupa memegang arang
haruslah teguh laksana karang
prinsip hidup mesti dipegang
154
bertemu kakek tiada diduga
banyaklah nasehat diberikan juga
jagalah hati jagalah lisannya
jagalah tingkah tiada berbeda
155
Pandai melompat tupailah pandai
Antar pohon tiadalah jatuh
Niatlah hati jauhi badai
Gentar menghadang hatikan luluh
156
Eloklah rupa putri srikandi
Raden janaka jadikan permaisuri
Andai tuan bijak bestari
Nafkahkan harta zakatlah pasti
157
Di dalam diri banyaklah nafsu
Engkaulah harus punya kendali
Sungguhlah hati tiada risau
Akan lah tampak wajahnya pasti
158
ombak bermain berkejar-kejar
hingga kepantai tiada henti
sungguhlah cinta tumbuhlah mekar
karna dipupuk salinglah mempercayai
159
Siapa datang ke pesta dansa
Tiada datang jikalau tak diundang
Janganlah bilang sukakan dusta
Sukakan dusta jadi bumerang
160
gunung menjulang didaki bujang
bujang berteduh karena hujan
tiada susah hati nan terang
hati nan terang penuh harapan
161
memasak sayur gunakan kuali
menanak nasi pakailah panci
memanglah hati harus diisi
lurusnya janji budi pekerti
162
tiada aku terpaut syarat
karna kutulis bunganya hati
sungguhlah hidup dalam syariat
selama hidup tiada kan merugi
163
kusaji kata bagi pecinta
mudahlah dia membaca kata
teranglah terang sinar lentera
diruang gelap malam gulita
164
ukirkan hati dengan temali
tiada mengambang arah kehidupan
jadikan hidup bagai terali
bagi tindak tak berperikemanusiaan
165
Saat datang waktunya subuh
Bangunlah kawan membasuh wajah
Tiada suka engkau dicegah
Kalau dicegah engkau kan marah
166
janganlah marah karna dicegah
dicegah bila berbuat salah
tetapkan hati tuk bersedekah
hati kan lapang dapatkan berkah
167
Pergilah pergi ke kota Mekah
Tunaikan haji jikalau mampu
Tersenyum itu suatu ibadah
Kenapa masih wajah membeku
168
banyaklah orang sukses menunggu
tiada tahu jalan kesana
karna bergaul dapatlah ilmu
kenapa kawan tiada mencoba
169
suka berbohong tiada manfaat
suka memberi banyaklah puji
janganlah tunggu hingga sekarat
mau menolong waktunya kini
170
harumnya harum aroma kesturi
seharum aroma seribu bunga
sungguhlah indah kata kau rangkai
bergetar hati karna terpesona
171
langkahkan maju tiada gentar
meski gelombang datang menerjang
pahitlah sungguh nasib pelamar
tiada hasil dinanti datang
172
pantun untuk anak-anak
pergi sekolah membawa buku
membawa buku hendak belajar
mintalah ijin pada bapak ibu
jikalau hendak kawan keluar
173
lihatlah kawan buah kedondong
buah kedondong besarlah bijinya
jadi anak janganlah sombong
kalaulah sombong menjauhlah temannya
174
bantulah kawan sinenek tua
si nenek tua hendak menyeberang
kalau kawan baik sifatnya
orang tua tentulah senang
175
si budi anak rajin membaca
di mana tempat tiada berbeda
kalaulah kawan rajin membaca
banyaklah ilmu bodoh tiada
176
senangnya hati berbaju baru
hadiah pemberian orang tuaku
sayangi teman hormati guru
itulah murid pantas ditiru
177
siapa suka buah pepaya
pepaya masak manis berasa
jika hedak tuan bertanya
bertanya saja pada ahlinya
178
bermain layang ditanah lapang
kadanglah lupa datangnya waktu
jikalau banyak waktunya senggang
gunakan saja membaca buku
179
membaca buku tiadalah rugi
karena ilmu pastikan didapat
rajinlah kawan menggosok gigi
jikalau rajin gigikan sehat
180
sungguhlah lucu bapak petani
hendak ke sawah memakai dasi
kepada guru janganlah berani
jikalau berani tiada dikasihi
181
terbahak-bahak anak gembala
melihat kerbau menari-nari
dengarkan guru mengajar kita
resapkan dalam hati sanubari
182
belajar renang di sungai serayu
berhati-hatilah karena dalam
sungguhlah mudah jikalau mau
belajarlah rajin tiada diam
183
sungguhlah senang ke pasar malam
banyak mainan bolehlah memilih
kenapa kawan suka berdiam
mari bermain hilangkan sedih
184
naik kereta ditarik kuda
kereta berjalan keliling kota
mari belajar selagi muda
kala dewasa tercapai cita-cita
185
dengarkan kawan sedang menyanyi
menyanyi lagu padamu negeri
bila bel telah berbunyi
hendak belajar siapkan diri
186
menjaga lisan berkata indah
menjaga tindak baik berbuat
kalau kawan sedanglah susah
hiburlah dia bacakan sholawat
187
sekali lidah berkata salah
tiada percaya orang sekampung
janganlah mudah katakan salah
kalau bukti tiada dikandung
188
banyaklah ikan terjaring nelayan
nelayan gembira bukan kepalang
meraih cita meraih harapan
haruslah tegar rintangan datang
189
banyaklah kaya suka berderma
banyaklah miskin suka berdo’a
hiduplah saling berbagi cinta
berbagi cinta hidup kan mulia
190
menyebrang sungai naiklah gethek
seringlah basah se mata kaki
tiada baik suka mengejek
teman kan jauh karna sakit hati
191
dendangkan lagu lagu gembira
gembira datang dukapun hilang
kalau bermain janganlah lupa
pulanglah dulu sebelum petang
192
pangeran berjalan jauh ke depan
membangun harap terwujud cita
wahai yang muda bangunlah bangun
kuatkan tekad raihlah asa
193
bukanlah dayung sembarang dayung
dayung bercabang mendorong perahu
sampailah sampai cita digadang
pasti terwujud meski sewindu
194
bukanlah pedang senjata berperang
perangi kebodohan dengan buku dan tinta
bukalah tirai tirai penghalang
pada yang miskin sukalah berderma
195
sungguhlah buka hati nan lara
biarlah terobat hingga akarnya
terang hati sehat jiwanya
kuatlah hendak meraih asa
196
sungguhlah lebah punya kan sengat
janganlah lupa akan madunya
kalaulah salah cepat bertaubat
mencari ridlo dan ampunan –Nya
197
tiada gunung tiada berjurang
tiada laut tiada berasin
banyaklah nikmat tiada terhitung
tapi tertutup pastilah mungkin
198
pohon berduri si pohon jeruk
kalau muda masamlah rasanya
saudara sakit sukalah menjenguk
ringankan beban dekatkan rasa
199
adakah hewan menyamping jalannya
tahulah kepiting itulah namanya
mengapa kawan mudahlah lupa
masa berjuang kita bersama
200
kayu diukir perajin kayu
bermotif bunga banyak nan suka
mengapa tuan tiada menggebu
menggapai asa nan ada dimuka
201
by ki wira 02 2010
Komentar
Posting Komentar