Yang berserak, dibuang sayang.......Pantunku

Biar jalang kami dibilang Tak pernah ada buruk niatan Biar susah hidup menerjang Amal utama berbuat kebajikan 1 Kala kasih tak pernah hadir Kembali malam penuh sepi Biar hidup masihlah fakir Janganlah pernah menjual diri 2 Berkicau burung bernyanyi merdu Sukalah bertengger diatas dedaunan Pada siapakah mesti mengadu Atas tindak ketidak adilan 3 Menara tinggi menara effiel Membuat kagum pemirsanya Meskilah sering kita gagal Jangan pernah berputus asa 4 Cantiknya wajah tuan putri Bermahkota intan berlian Siapa sangka dia baik hati Meski hidup serba kekurangan 5 Kawan rupawan kawan setia Bukanlah kawan penuh dusta Jikalau benar tuan bijaksana Hukum berjalan tak pandang kasta 6 Jauh dirantau saudara tinggal Rasa rindu seringlah dipendam Jadikan hidup penuh amal Diakhirat kelak surga mangenyam 7 Mekarnya bunga, indah ditaman Memancar warna indah menawan Jika hendak tuan berjalan Berdo’a dulu janganlah dilupakan 8 Berbaju batik si tuan lurah Menjemput tamu saudara sedarah Teruslah maju nanda melangkah ukir prestasi tanpa kenal lelah 9 ambillah ambil kelapa muda sungguh segar rasa airnya jikalau anda burukkan kata takkan ada orang taruh percaya 10 dengarlah puisi ungkapan hati penuh makna padat berisi dapatlah tuan datang memberi petuah hidup penuh arti 11 ambillah ambil kelapa muda sungguh segar rasa airnya jikalau anda burukkan kata takkan ada orang taruh percaya 12 buah semangka merah warnanya segar rasanya lenyapkan dahaga jika tuan benar berkata banyak teman lagi dipercaya 13 mangga masak berkulit kuning dibelah-belah menjadi lima kalau benar tuan mau meminang datanglah saja pada orang tua 14 hujan gerimis hujan pertama membawa berkah pada petani jikalau hati rasa merana obatnya harus banyak mengaji 15 menangis si anak mencari emak emak datang membawa mainan walau banyak mereka menolak tetaplah sabar pada ujian 16 bulan purnama setengah bulan sungguh indah waktu dipandang andai tuan tak berkeberatan anak gadis tuan hendak kupinang 17 kenapa tuan bermuram durja adakah sedih sedang menimpa tak baik membujang berlama-lama segera menikah hidup terjaga 18 sampaikan salam salam perkenalan dari kang wira untuk pembaca hidup membujang banyak godaan kenapa tuan tak menikah segera 19 aku kan datang jika kau undang diundang datang memberi keaksian jika usia sudahlah matang apa yang ditunggu tuk sampai pelaminan 20 dengarlah wahai orangtua bijak anakmu meratap meminta jodoh jangan persulit pernikahan si anak meminta mahar rumah mewah 21 sukalah suka buah pepaya pepaya masak punya tetangga jadi orang suka berdusta takkan bahagia hidup di dunia 22 janganlah pandang putri keraton putri tertunduk karena malu bolehlah aku datang memohon kujadikan engkau sbagai pendampingku 23 jika hari sudahlah malam janganlah larut terus begadang kenapa adik berwajah muram adakah salah saat kudatang 24 Pantun cinta Gendang ditabuh bertalu-talu Mendendang lagu mengurai cinta Sungguhlah adik sangat kurindu Karna jauh lama tak jumpa 25 Pisang masak kuning warnanya Buahnya manis bila dirasa Ingin hati memadu cinta Cinta takberbalas apalah daya 26 Sungguh malang nasib perjaka Cinta ditolak calon mertua Andai cinta Dinda terima Kanda persembahkan sekuntum bunga 27 Sungguh hebat siduda tua Menggamit gadis seumur anaknya Bila hati dilanda cinta Betapa berat jauh darinya 28 merangkai kata cerita cinta bernada sedih diakhir cerita bukan maksud aku menghina berpisah kita karna orangtua 29 dengarlah suara suara alam bernyanyi burung suara riang andai rasa rindu kaupendam tak beda jua aku diseberang 30 Dalam kandungan sembilan bulan Lahir kedunia masihlah fitrah Sianak datang berikan ungkapan Ungkapan hati tandanya kasih 31 Ingin hati menulis pantun Seribu bait pantun bercampur Sungguh sulit berbuat santun Tata susila semakin hancur 32 Seribu pantun tidaklah cukup Tuk melukis gambaran hati Pandailah bersyukur diberi hidup Sisihkan harta untuk penyuci 33 Biarkan bunga tumbuh dikebun Kebun penuh bunga nan mekar Istri tuan sangatlah anggun Lebih ramah pandai berkelakar 34 Wajib bersyukur pada Pencipta Insan dibumi tanpa dibeda Rukun kan jadi perantara Atasi masalah hidup bertetangga 35 Siapa sangka engkau jutawan Tiap hari hidup menggelandang Oleh siapa raih harapan Muda belajar tua kan hidup tenang 36 Ingin hati memeluk rembulan Yang terpeluk pohon pisang Untuk putri nan rupawan Nantikan aku pastilah datang 37 Indah benar bulu cendrawasih Aneka warna menghias tubuh Relakan hati demi kekasih Karna dia tempat berlabuh 38 Obati rindu dengan bertemu Obati hati dengan mengaji Yakinlah Tuhan mengasihimu Eloknya hidup itulah kunci 39 setiap petang menggiring kerbau kerbau berlari diatas pematang yang dia rindu hanyalah engkau gadis manis berambut panjang 40 PANTUN JENAKA lihatlah kerbau menari-nari kerbau menari menggendong kelinci gigi tuan tampak berseri karena keluar beberapa inci 41 lihatlah monyet bermain ayunan berayun ayun diatas pepohonan lihat wajah tuan berantakan istri berlari karna ketakutan 42 sungguh malang nasib pangeran ditinggal puteri sendirian wajah kamu memang tampan jika dibanding monyet hutan 43 topeng monyet sedang menari membawa payung menggendong bakul banyak orang menaruh simpati jika engkau pintar mengibul 44 PANTUN NASEHAT banyak penganggur mencari kerja kerja dicari tak dapat juga andai engkau layak dipercaya tunjukkan saja apa buktinya 45 jika engkau mencari jodoh hendaklah tanya pada karibnya sungguh pantas engkau bersimpuh atas segala jasa orangtua 46 telah lama aku mengembara mengembara dinegeri sebrang sungguh rindu tiada terkira pada dirimu juwita sayang 47 eloknya bulan kala purnama malam terang mandi cahaya inginlah hati menjadi kaya karna miskin dihina dina 48 jangan bersumpah bersumpah palsu tiada suka orang sebumi kalaulah sedang diliput rindu gundah gulana meliput hati 49 Andai benar engkau berkata Zakat kan jadi penyuci jiwa Karena sudah hidup berumah tangga Anak istri tunaikan haknya 50 Sungguh malang nasib perawan Slalu dipingit hingga meninggal Walau bukan orang rupawan Tak ada larangan beristri sintal 51 Kalau tuan menanak nasi Jagalah api tetap menyala Jangan pernah sakiti hati Tiada mudah tuk mengobatinya 52 sungguh senang hati pemuda bertemu muka wanita pujaannya sungguh sakit tiada terkira jika sang kekasih tiada setia 53 pernahkah tuan datang ke candi candi borobudur tempat yang suci jikalau tuan benar menanti siapkan pesta untuk sang putri 54 hebatlah hebat kupunya teman berani menyeberang sungai nan lebar jangan terlalu memuja sang pujaan kalaulah sombong menjadi akar 55 dendangkan lagu lagu melayu sungguh indah mendayu-dayu manfaatkan semua waktumu meraih manfaat janganlah ragu 56 sungguh pintar setan menggoda dengan keindahan kamulfasenya kalaulah hati mudah tergoda kenapa tak hendak buat bentengnya 57 mencari cari daun kemangi buat lalapan sungguh enaknya jika hendak tuan memuji lihatlah mereka yang bertakwa 58 kecil kecil sicabe rawit cabe rawi dipotong dua anak putri janganlah genit kalau genit merusak jiwa 59 besar besar buah semangka buah semangka segar berasa kalau tuan hendak bertapa bertapalah dengan berpuasa 60 musim jambu musim rambutan rambutan jatuh diambil anak kalau engkau hendak kejamban kejambanlah membaca do’a 61 memanen buah buah kedondong buah kedondong bijinya besar jangan engkau berlagak sombong kalau sombong ditinggal pacar 62 Cinderella bergaun putih Putih warnanya indah dipandang Jika punya hati yang bersih Bersihlah semua tiada yang kurang 63 rajinlah engkau rajin belajar rajin belajar pastilah pintar hadapi masalah tiada gentar tiada gentar sukses diantar 64 rajinlah engkau rajin bekerja rajin bekerja tak kenal lelah hiduplah engkau dengan perwira dengan perwira segalanya mudah 65 rajinlah engkau rajin mengaji rajin mengaji kitab suci sungguh Tuhan memudahkan rizki rizki nan berkah menjaga hati 66 buah belimbing buah salak buah salak kulit bersisik janganlah sampai dukun bertindak meski cinta harus tertolak 67 buah nangka berduri-duri berduri kulit berasa legit memang dikau menarik hati menarik hati berlesung pipit 68 tiada kabar tiada berita puluhan tahun tiada jumpa wahai gadis berparas jelita bolehkah tahu siapa nama 69 kalau tuan hendak ke Bali mampirlah dulu ke Banyuwangi ada remaja sungguh berani orang tua tak lagi dihormati 70 banyak orang merantau ke Jakarta penuh keinginan hidup bahagia kalau banyak berburuk sangka hidup susah tak bisa ketawa 71 dengarlah dengar wahai pecinta wahai pecinta yang sakit jiwa sungguh edan tingkah manusia nikah sejenis mereka minta 72 betapa duka ibu pertiwi bertubi tubi dilanda prahara sungguh hidup sangat berarti jangan berbuat yang Tuhan murka 73 bermain layang di tanah lapang jangan lupakan mengatur waktu wajar kalau adik disayang karna pintar membantu ibu 74 asyiknya-asyik berjalan-jalan berjalan jalan didalam taman maafkan aku wahai tuan-tuan kurang sopan kurang pergaulan 75 pantun untuk anak-anak sungguh senang senangnya hati dapatkan kabar paman kurcaci kalau kawan hendak mengaji siapkan buku siapkan hati 76 melihat langit bertabur bintang senanglah hati bukan kepalang sungguh senang bukan kepalang karna hadiah ke kebun binatang 77 sukalah suka membuka buku membuka buku cerita wayang jika engkau rajin membantu banyak orang akan senang 78 berjalan-jalan diatas batu batu ditata tampaklah rapi ayo belajar sempatkan waktu jangan kawan tua merugi 79 adik kecil tidur diayunan diayunan tidurpun nyaman ambillah duri ditengah jalan baiklah itu sebuah kebajikan 80 sungguh senang melihat kawan dapat hadiah sepeda idaman melihat adik latihan berjalan kakak tergelak menertawakan 81 sungguh senang hatiku senang naik gethek ditempat penyeberangan adik nangis minta digendong melihat kucing sedang bermusuhan 82 tunggulah tunggu siapa yang datang yang datang itu bibi pedagang hati-hati kalau hendak menyeberang lihat kanan kiri depan belakang 83 alangkah senang hati adikku dibelikan ibu baju baru teruslah rajin membaca buku engkau kan dapat banyaknya ilmu 84 ilmu dicari hingga merantau merantau jauh kenegeri seberang sungguh kawan sangat terpukau melihat kakek bermain jurus pedang 85 jurus pedang elok dipandang dipandang kawan ambil hikmahnya jangan tiru kawan pecundang omong kosong tiada hasilnya 86 bermain umpet hingga larut malam tiada kawan datang mencari kalaulah kawan sering berdiam adakah duka sedang menyelimuti 87 simalin kundang anak durhaka dikutuk bunda jadilah batu santun hormat pada orang tua semua langkahmu kan dapat restu 88 beli tomat di pasar tumenggungan mampir ke warung sop mbak ari wahai kenapa anak pak burhan dikasih tahu malah menggurui 89 menggurui purba si anak tunggal ibundanya tetaplah sayang jangan menangis karena ditinggal menangislah karna hidupmu gersang 90 gersang setahun tiada hujan hujanpun turun sukalah orang hidup sahaja jadi ucapan sungguh sulit hendak mengekang 91 mengekang bapak pada si anak anakpun minder penuh rasa malu hidup selamat jadi kehendak namun sulit hendak dijangkau 92 dijangkau jarak sehari berkapal karena hendak berjumpa anak bila hendak kita mengenal dekati saja kawan nan kompak 93 buruk rupa buruk akhlaknya tiadalah mesti itu terjadi cari kawan bagus akhlaknya sebab kawan kan cermin diri 94 berlabuh kapal dipelabuhan dumai turunkan penumpang dari semarang kalau kawan jeleklah pekerti engkau kan tahu akibat yang datang 95 sekarang hendak kemana datang datangi saja pantai petanahan kalau kawan hendak menumpang silahkan saja naik boncengan 96 boncengan sepeda sepeda tua sepeda dipakai membawa gula biarkan kawan suka mencela suka mencela tahu akibatnya 97 setiap hari datang pemulung pemulung membawa kantong kumal jadilah kawan pemikir ulung atasi masalah tiada membual 98 membual sifat yang memalukan tak dipercaya siapa yang punya ayo kawan menata harapan masa depan sungguhlah ada 99 datang tamu dari Jakarta naik kereta senja utama mulai niat langkah pertama teguh berbuat akan bermakna 100 jika berwisata ke Kintamani ingatlah kabut kan menyelimuti andai malu tak menghiasi manusia tiada berharga diri 101 indah juga pura besakih dipuncak gunung ditutup kabut punya teman orangnya fakih sungguhlah untung pasti didapat 102 kemana lagi hendak kau pergi ke pantai sanur tiada mengapa seribu teman engkau miliki satu musuh janganlah suka 103 berkunjung juga ke nusa dua kenalan gadis dari Sumatra sungguh senang bertemu anda banyak ilmu kudapat jua 104 jikalau hendak pergi ke pantai pergi saja ke pantai kuta teman datang teman nan pandai banyaklah ilmu bisa kita timba 105 pantun jawa terjemah bebas njajal ngombe nganggoa gelas coba minum pakai gelas gelas pecah sewalang-walang gelas pecah berkeping-keping ndue anak kudua melas punya anak haruslah dikasihi dimen mulya kudu diwulang agar hidupnya mulia hendaknya dididik 106 tuku kertas nang loakan beli kertas dipasar loak mesti murah ulih pirang-pirang harga murah dapat banyak dasar paijo seneng gleweyan dasar Paijo suka iseng kancane njagong dipasangi gedhang temannya duduk dipasangi pisang 107 tuku dawet nang dorowati beli dawet dipasar dorowati dorowati kue pasare cilik dorowati pasar kecil dadi bocah aja kemlithi jadi anak jangan besar kepala timbang kemlithi mending sing apik daripada besar kepala lebih baik jadi anak baik 108 esuk-esuk sarapan jagung pagi-pagi sarapan jagung sarapan jagung telung iji sarapan jagung tiga biji nek kepengin urip ra bingung kalau hidup tak ingin bingung mbok yo sregep nggonmu ngaji harusnya rajin Kmu mengaji 109 tambah wengi tambah petenge tambah malam bertambah gelap tambah petenge ra ana wulan bertambah gelap tiada bulan nek pancen bener uripe kalau memang benar hidupnya aja wedi nek kurang pangan jangan takut kan kurang makan 110 jika hedak ke pantai logending mengenang kisah dimasa muda kalau istri tiadalah sebanding seringlah kita pandangan berbeda 111 Putri malu namanya intan Sungguh harga sangatlah mahal Kala muda banyak cari pengalaman Jikalau tua tentu kan banyak bekal 112 Putri malu namanya bunga Bila disentuh menutuplah daunnya Siapa bersungguh kan punya karya Biarpun kecil tiada mengapa 113 Punya karya pangeran desa Karya diukir dalam istana Jangan mudah patahkan asa Patah asa tiadalah berguna 114 melanglang buana pangeran desa cari pusaka sapta pesona mudahlah mudah mencari harta menjaga haknya itulah sulitnya 115 jika datang pangeran desa sambutlah dia penuh cinta jikalau pemuda pindah ke kota siapa kan bangun desa tercinta 116 pangeran desa ingin berbakti demi maju seluruh negeri wahai kaya sukalah berbagi sungguhlah engkau takkan merugi 117 pangeran desa hidup sahaja tiada tinggal dalam istana wahai miskin teruslah berusaha jangan hanya berharap derma 118 sungguhlah ingin pangeran berjumpa berjumpa para tetua sastra hidup sekali sungguh tiada lama jangan habiskan tuk pesta pora 119 andailah bertemu Tetua sastra pangeran menyecap ilmu berguna kalaulah hidup membabi buta celaka mengejar kan menjemputnya 120 dipasar kain dijual kebaya kebaya dibeli banyak orang tua pengelana muda mencari makna makna hidup raih mulia 121 pangeran mendaki puncaknya gunung gunung merapi tiada takut kalau pikir diliput bingung janganlah mudah kasih pendapat 122 pangeran datang rakyat mengundang dimohon restu membangun jalan tiadalah tiada hati kan tenang bila tak rajin diberi siraman 123 sukalah suka anak perawan berdandan elok dipuji teman andailah andai engkau bujangan mudah terbujuk rayuan jangan 124 hendaklah engkau mencari tali tali pengikat pengikat kerbau jika gadis telah kau temui empat perkara puaskan dikau 125 menyeberang kali gunakan rakit rakitnya bambu berjajar jajar jikalau hati sedanglah sakit mengapa tiada berobat akar 126 akar dicari dihutan-hutan tiadalah jua akar didapatkan obatnya hati kan didapatkan bila tlah tahu segala kekurangan 127 tiada sempurna rangkaian kata karena sempit ilmu ditimba tiada abadi hidup di dunia mampir minum ibarat kata 128 kata terucap terangkan hati terucap dari bibir Kyai sungguhlah dikau menempa diri hidupmu kelak lebih berarti 129 kota dibangun bergotong royong jadilah indah dalam pandangan sudikah putri hendak kuboyong ke peraduan indah istana bukan 130 sakitnya sakit bukan kepalang sakitnya hati menaruh dendam butuhlah waktu masanya panjang ingin terwujud cita diidam 131 tibalah waktu pangeran desa hendak berkata kata dicerna andailah kawan indah berkata banyaklah orang akan memuja 132 jauhlah sudah kata mengalir tiada hirau kapan berakhir sucikan hati baguskan dhohir sucikan akal baguskan pikir 133 segera bangun mengambil wudlu membasuh wajah tiada menunggu andaikan malam masih bertemu dikala pagi tiadalah tahu 134 bangunlah bangun dari tidurmu hidup lalai tiadakan berarti rencanakan langkah hidupmu kan kau raih banyak prestasi 135 duduklah aku menghadap wajahmu malulah engkau saat kutatap bukankah waktu terus mengejarmu saatnya nanti engkaupun ditangkap 136 mengenang sungguh aku mengenang saat lahir anak pertamaku waktu tidur air menggenang atap tiada hujan tlah bertamu 137 biar hanya gubug sederhana tiada beda megah istana kalau bersua cinta dua manusia tak membeda asal usulnya 138 tiada tawa tiada canda hidup gersang tiada warna hapuslah hapus derai air mata kokohkan niat menerjang duka 139 duka menerpa seorang dara dara menangis dipangkuan bunda janganlah buka rahasia saudara jika terbuka malulah dia 140 bersorak-sorai penonton bola penonton bola memegang bendera kuatkan hati kokohkan jiwa hadapi musuh angkara murka 141 didepan cermin lihatlah wajah wajah bukanlah wajah aslinya kalaulah bagus kaki melangkah kan sampai tujuan akhirnya pula 142 sungguh kini banyaklah kisah kisahnya anak tiada menurut pada siapa hendak menyalah jikalau anak banyak menuntut 143 mencari ikan sianak nelayan ikan tiada dapatlah kerang tiada hendak aku sampaikan jikalau engkau tidaklah lapang 144 para raja sedanglah mencari pusaka dicari belumlah didapat kalaulah hendak mencari isteri lihatlah dimana dia menempat 145 tuanku raja duduklah disinggasana singgasana dihias emas permata janganlah mudah hati terlena jika terlena setan kan bahagia 146 sungguhlah tuan raja mulia memberi harta tiada sulitnya sungguh ilmu tiada duanya emas permata bukanlah bandingannya 147 semakin terjal pangeran mendaki kawan tiada selain gagah berani sungguh indah taman dihati kalaulah dipupuk ilmu hakiki 148 sampai ke puncak pangeran mendaki sujudlah syukur pada Ilahi tetramlah penduduk dimuka bumi jikalau damai diwujudkan janji 149 hinggaplah cinta pada pelayar pelayar mengarung laut kehidupan kalau beda tak dapat ditawar sungguhlah pecah kapal kebersamaan 150 pangeran duduk diatas batu batu indah ukiran alam betapa lemah daya upayaku tiada sebanding Penguasa Alam 151 seribu gunung hendak kan didaki hikmah nan indah itulah yang dicari sudilah maaf tuanku memberi agarlah lapang isi dihati 152 kalau makan diwarung padang janganlah lupa mencoba rendang kalau hati sedanglah lapang kerja tak lelah petangpun datang 153 sungguh lucu wajah pedagang pedagang lupa memegang arang haruslah teguh laksana karang prinsip hidup mesti dipegang 154 bertemu kakek tiada diduga banyaklah nasehat diberikan juga jagalah hati jagalah lisannya jagalah tingkah tiada berbeda 155 Pandai melompat tupailah pandai Antar pohon tiadalah jatuh Niatlah hati jauhi badai Gentar menghadang hatikan luluh 156 Eloklah rupa putri srikandi Raden janaka jadikan permaisuri Andai tuan bijak bestari Nafkahkan harta zakatlah pasti 157 Di dalam diri banyaklah nafsu Engkaulah harus punya kendali Sungguhlah hati tiada risau Akan lah tampak wajahnya pasti 158 ombak bermain berkejar-kejar hingga kepantai tiada henti sungguhlah cinta tumbuhlah mekar karna dipupuk salinglah mempercayai 159 Siapa datang ke pesta dansa Tiada datang jikalau tak diundang Janganlah bilang sukakan dusta Sukakan dusta jadi bumerang 160 gunung menjulang didaki bujang bujang berteduh karena hujan tiada susah hati nan terang hati nan terang penuh harapan 161 memasak sayur gunakan kuali menanak nasi pakailah panci memanglah hati harus diisi lurusnya janji budi pekerti 162 tiada aku terpaut syarat karna kutulis bunganya hati sungguhlah hidup dalam syariat selama hidup tiada kan merugi 163 kusaji kata bagi pecinta mudahlah dia membaca kata teranglah terang sinar lentera diruang gelap malam gulita 164 ukirkan hati dengan temali tiada mengambang arah kehidupan jadikan hidup bagai terali bagi tindak tak berperikemanusiaan 165 Saat datang waktunya subuh Bangunlah kawan membasuh wajah Tiada suka engkau dicegah Kalau dicegah engkau kan marah 166 janganlah marah karna dicegah dicegah bila berbuat salah tetapkan hati tuk bersedekah hati kan lapang dapatkan berkah 167 Pergilah pergi ke kota Mekah Tunaikan haji jikalau mampu Tersenyum itu suatu ibadah Kenapa masih wajah membeku 168 banyaklah orang sukses menunggu tiada tahu jalan kesana karna bergaul dapatlah ilmu kenapa kawan tiada mencoba 169 suka berbohong tiada manfaat suka memberi banyaklah puji janganlah tunggu hingga sekarat mau menolong waktunya kini 170 harumnya harum aroma kesturi seharum aroma seribu bunga sungguhlah indah kata kau rangkai bergetar hati karna terpesona 171 langkahkan maju tiada gentar meski gelombang datang menerjang pahitlah sungguh nasib pelamar tiada hasil dinanti datang 172 pantun untuk anak-anak pergi sekolah membawa buku membawa buku hendak belajar mintalah ijin pada bapak ibu jikalau hendak kawan keluar 173 lihatlah kawan buah kedondong buah kedondong besarlah bijinya jadi anak janganlah sombong kalaulah sombong menjauhlah temannya 174 bantulah kawan sinenek tua si nenek tua hendak menyeberang kalau kawan baik sifatnya orang tua tentulah senang 175 si budi anak rajin membaca di mana tempat tiada berbeda kalaulah kawan rajin membaca banyaklah ilmu bodoh tiada 176 senangnya hati berbaju baru hadiah pemberian orang tuaku sayangi teman hormati guru itulah murid pantas ditiru 177 siapa suka buah pepaya pepaya masak manis berasa jika hedak tuan bertanya bertanya saja pada ahlinya 178 bermain layang ditanah lapang kadanglah lupa datangnya waktu jikalau banyak waktunya senggang gunakan saja membaca buku 179 membaca buku tiadalah rugi karena ilmu pastikan didapat rajinlah kawan menggosok gigi jikalau rajin gigikan sehat 180 sungguhlah lucu bapak petani hendak ke sawah memakai dasi kepada guru janganlah berani jikalau berani tiada dikasihi 181 terbahak-bahak anak gembala melihat kerbau menari-nari dengarkan guru mengajar kita resapkan dalam hati sanubari 182 belajar renang di sungai serayu berhati-hatilah karena dalam sungguhlah mudah jikalau mau belajarlah rajin tiada diam 183 sungguhlah senang ke pasar malam banyak mainan bolehlah memilih kenapa kawan suka berdiam mari bermain hilangkan sedih 184 naik kereta ditarik kuda kereta berjalan keliling kota mari belajar selagi muda kala dewasa tercapai cita-cita 185 dengarkan kawan sedang menyanyi menyanyi lagu padamu negeri bila bel telah berbunyi hendak belajar siapkan diri 186 menjaga lisan berkata indah menjaga tindak baik berbuat kalau kawan sedanglah susah hiburlah dia bacakan sholawat 187 sekali lidah berkata salah tiada percaya orang sekampung janganlah mudah katakan salah kalau bukti tiada dikandung 188 banyaklah ikan terjaring nelayan nelayan gembira bukan kepalang meraih cita meraih harapan haruslah tegar rintangan datang 189 banyaklah kaya suka berderma banyaklah miskin suka berdo’a hiduplah saling berbagi cinta berbagi cinta hidup kan mulia 190 menyebrang sungai naiklah gethek seringlah basah se mata kaki tiada baik suka mengejek teman kan jauh karna sakit hati 191 dendangkan lagu lagu gembira gembira datang dukapun hilang kalau bermain janganlah lupa pulanglah dulu sebelum petang 192 pangeran berjalan jauh ke depan membangun harap terwujud cita wahai yang muda bangunlah bangun kuatkan tekad raihlah asa 193 bukanlah dayung sembarang dayung dayung bercabang mendorong perahu sampailah sampai cita digadang pasti terwujud meski sewindu 194 bukanlah pedang senjata berperang perangi kebodohan dengan buku dan tinta bukalah tirai tirai penghalang pada yang miskin sukalah berderma 195 sungguhlah buka hati nan lara biarlah terobat hingga akarnya terang hati sehat jiwanya kuatlah hendak meraih asa 196 sungguhlah lebah punya kan sengat janganlah lupa akan madunya kalaulah salah cepat bertaubat mencari ridlo dan ampunan –Nya 197 tiada gunung tiada berjurang tiada laut tiada berasin banyaklah nikmat tiada terhitung tapi tertutup pastilah mungkin 198 pohon berduri si pohon jeruk kalau muda masamlah rasanya saudara sakit sukalah menjenguk ringankan beban dekatkan rasa 199 adakah hewan menyamping jalannya tahulah kepiting itulah namanya mengapa kawan mudahlah lupa masa berjuang kita bersama 200 kayu diukir perajin kayu bermotif bunga banyak nan suka mengapa tuan tiada menggebu menggapai asa nan ada dimuka 201 by ki wira 02 2010

Komentar

Postingan Populer